Perkenalkan sebelumnya, saya seorang gadis berusia 24 tahun lebih 315 hari. Ditanggal istimewa ini, seperti yang diketahui hari teruntuk ibu, menurut saya mungkin tidak hanya hari ini, hari hari sebelum dan sesudah nya tak pernah lekang dari kata ibu, mama, bunda, umi,amak, mimi dan panggilan kita teruntuk seorang yang rela mengorbankan hidupnya untuk kita.

Hari ini adalah persembahan saya untuk seorang mama, untuk kita semua sebagai anak yang ingin mengucapkan cinta nya tapi lewat kata, kata untuk tulisan biasa ini.

Rumah adalah tempat ternyaman ketika kau kembali, sejauh apapun kau pergi

Kutipan yang selalu membawa kita pulang, tapi menurut saya kutipan itu mengingatkan kita tentang seorang mama didalamnya, yang tak pernah lepas mendoakan dan menunggu kepulangan anaknya. 

Jujur saja saya sering lupa ketika pergi jauh dan sesampainya mengabarkan mama saya tentang keberadaan saya, kadang saya terlalu asik dengan dunia saya sendiri, sampai lupa ada seseorang yang berdoa untuk keselamatan saya dibaliknya, apalagi mama saya bukan gadgeters yang bisa hanya di sms atau di whatsapp, tapi komunikasi harus menggunakan telepon. Saya bukanlah orang yang menyukai telfon menelfon, kalau tidak jatuh cinta tentunya. Hehehe

Saya beruntung, saat ini saya masih diberi kesempatan hidup bersamanya. Diberikan waktu melihatnya ketika saya pulang kerumah, mencicipi masakannya ketika lapar, mendengar omelan nya ketika ada yang salah menurutnya. Hidup tanpa dia tak pernah saya bayangkan akan seperti apa dan menjadi apa? 

mama

Ketika saya melakukan perjalanan dengan seorang teman, disepanjang perjalanan kita pernah membahas tentang seorang mama. Saya terharu ketika dia berkata, aku takut menikah. Kutanya, mengapa? Jawabannya, aku memiliki seorang pacar yang hidup diluar kota, tentunya ketika aku menikah aku akan dibawa suami ku, saat ini aku hanya hidup bersama mama ku. Gak pernah ku bayangkan aku harus ninggalin dia, pasti dia kesepian, siapa yang bakal jaga dia?, tapi seperti itulah hidup, kadang kita emang harus memilih, walau terkadang ada kebahagiaan yang harus kita pertaruhkan. Pertaruhannya seperti seorang mama yang mengorbankan semua waktunya untuk kita, dari kita masi belum bernama hingga kita dewasa. Apakah yang kita mampu berikan untuk beliau? 


mama dan mbah (dua wanita terhebat ku)

Ma percayalah, sejauh aku pergi dan ditinggalkan. Tak pernah sedetikpun aku melupakan mama, sekeras aku bekerja atau menganggur pun, peluh keringatku untuk membahagiakanmu, dari kecil aku sadar tentang kerasnya hidup dari kalian yang membesarkanku, jadi menghargai wanita seperti mu adalah kewajiban untuk ku, dimana pun dan siapapun wanita itu.

Terima kasih untuk peluhmu
Terima kasih untukmu yang terus mendoakan ku.

Dari- seorang anak yang mencintaimu 
@aychoty