Diberi kesempatan yang berhubungan dengan hobi lagi-lagi adalah anugerah bagi saya. Saya selalu menerima dengan sukacita tapi tetap pada porsinya, andaikan semesta mengaminkannya saya akan menjalankannya. Tapi apabila tidak, anggap saja saya masih diberi kesempatan untuk bangun siang dijadwal hari libur kerja.

Memutuskan berangkat di hari kedua event yang sudah dilaksanakan dari 22 September 2017, gak bikin saya lemes. Ya gimana saya mau lemes? lah wong saya nebeng dan tinggal duduk cantik di kursi belakang. 

7 Wonders of Banten, adalah hal menarik yang gak mau saya lewatkan ceritanya. Festival Tanjung Lesung 2017 adalah salah satu nya. Jujur saja, sebenarnya saya tidak terlalu tau dimana itu Tanjung Lesung. Untuk berfikir kesini aja gak ada sama sekali. Ha ha ha

Setelah melalui proses panjang, akhirnya saya meng-search tentang keberadaan Tanjung Lesung dan apa yang bisa saya dapatkan disana. Karena emang rasa penasaran saya dengan hasil kepoan saya sendiri akhirnya sampai juga saya di daerah Pandeglang ini. Saat itu jam 21.30 WIB, bersama Adit dan Novem kita sampai di Tanjung Lesung Beach hotel untuk bertemu ibu Kadispar Banten- Eneng Nurcahyati, kita memanggilnya Bunda.

Ketika bertemu Bunda, ada perkataan bunda yang masih nancep di ruang hati saya hingga hari ini :
Kalau kita besarkan orang, pasti kita akan ikut besar- Eneng Nurcahyati, Kadispar Prov Banten.
Filosofi nya beda-beda dari yang menerima, tapi sangat mendalam untuk yang dimotivasi bunda dengan kalimat itu. Seperti yang saya percayai, memberi satu tidak akan mengurangi 1000 rejeki dalam hidupmu.


Tentang Festival Tanjung Lesung 2017

Festival ini dimulai sejak 22-24 September 2017. Resmi dibuka oleh Menteri Pariwisata Republik Indonesia- Arief Yahya dengan ditandai menumbuk lesung padi. Jadi festival ini bertema budaya dengan tetap mengusung "Sport and Adventure", begitu yang saya baca informasinya. Hari pertama dan kedua saya tidak berada difestival ini. Jadi saya tidak bisa menjabarkan detail apa yang terjadi saat itu. Jadi jangan tanyakan saya lagi, silahkan anda mengecek mbah google untuk dua hari itu. Ha ha ha

Hari ketiga cukup mengasyikkan, sebagai mantan anak pantai bertemu pantai adalah nostalgia berfaedah menurut saya, acara ini dilaksanakan di Beach Club Tanjung Lesung. Ini adalah kali pertama saya kesini, dan keuntungan lainnya bagi saya adalah melihat abang-abang berkeringat manja disana sini. ha ha ha 

Tarian Rampak Bedug meramaikan acara

Peserta Triathlon bersiap sebelum pluit dibunyikan sebagai tanda dimulai


peserta  Triathlon mulai memasuki garis finish
Kegiatan di hari ketiga memacu adrenalin seperti Triathlon Paramotor Championship, Sepeda gunung, Lari . Selain itu ada banyak perlombaan menarik, dan hadiahnya juga gak kalah menarik. Lomba Fotografi, Seminar Sumber Daya Manusia Pariwisata, Kuliner dan Kerajinan Bazaar, dan foto selfieeeee.

Seni Tari Tjimande meramaikan Festival Tanjung Lesung 2017

Penari di acara Festival Tanjung Lesung 2017

Handcraft yang dijual di Event
Pasar Kolecer Culinary & Handycraft

Salah satu dari 7 Wonders of Banten

Selain Anyer-carita, Baduy, Banten lama, Cisadane, Sawarna dan Ujung Kulon, Tanjung lesung adalah salah satu bagian dari ketujuh itu. Tanjung Lesung masuk dalam 7 Wonders of Banten karena punya banyak lokasi penyelaman yang cukup beragam dan indah. Pesona bawah lautnya seperti Krakatau, pulau Panaitan dan Peucang serta Ujung Kulon, sementara di sekitar Tanjung Lesung berada di lokasi kapal karam, mercusuar dan pasir timbul. sumber:idnewscorner.com

7 Wonders of Banten merupakan destinasi  unggulan di Provinsi Banten yang diperkenalkan di bulan Ramadhan tahun ini. Sebagai daerah yang memiliki banyak pesona dalam destinasi wisatanya, dengan jargon ini diharap mampu menarik wisatawan. 

View disini cakep, pasirnya putih, airnya biru. Aktivitas nya juga banyak karena diadakan di area Beach Club, wajar aja si kalau ini masuk sebagai destinasi prioritas di Banten.

Sebagai orang baru dalam lingkup sini, sejujurnya saya hanya sering mendengar Anyer-Carita, Baduy dan Ujung kulon. Ini adalah keseharian yang sering saya dengar sejak saya bersekolah di bangku SD. 

Menambahnya wawasan saya juga berpengaruh dengan ikutnya saya dengan festival Tanjung lesung ini, kenapa iya? Soalnya saya bisa tau bucket list yang harus saya tuju di Banten ini selain Anyer dan Baduy (catatan bucket list saya nambah) . ha ha ha

Beach Club di Tanjung Lesung

Bicara tentang Tanjung Lesung, saya jadi keinget sama lesung pipi abang (abang ditipi-tipi maksudnya). ha ha ha
Konon ceritanya, Lesung itu berasal dari nama alat seperti mortir tradisional yang biasa digunakan oleh sekelompok wanita untuk menumbuk padi yang ditempatkan di wadah panjang. Sementara Tanjung Lesung sendiri diambil dari Tanjung tersebut yang menyerupai bentuk lesung. sumber : pedomanwisata.com

Tanjung Lesung ini tepatnya berada di Pandeglang - Provinsi Banten, pantai paling barat Jawa.
Jadi terbayar lah lama perjalanan itu. Gak ada hasil tanpa perjuangan. yelahhh 


Menuju Tanjung Lesung

Tentulah saya mengerti, sebagai orang kota yang haus wisata cantik kayak gini. Pasti seketika ngomong gini "Cara kesana gimana sih?"

Nah sebelum kalian memikirkannya, saya sudah memikirkannya dulu, ha ha ha.

Jadi kalau kalian berencana kesini start dari Bandara Soekarno Hatta/ Tangerang (saya buat pilihan ini karena menyesuaikan orang luar daerah pulau Jawa).  Waktu yang dibutuhkan adalah 4-5 jam, ini bisa berjalan mulus apabila jalan gak pake macet. Bisa menggunakan mobil pribadi atau sewaan, ini lebih efektif apabila datang bersama keluarga dan tim hore. Karena waktu perjalanan yang lama, siapkan tenaga dan makanan ya. Apabila mau backpackeran juga bisa, pilihan nya :
  1. Damri Bandara Soekarno Hatta - Cilegon/ Serang (Tarif : 60.000 rupiah)
  2. Dari Cilegon/Serang naik bis lagi tujuan ke Labuan (turun di Labuan)
  3. Kemudian naik Elf Labuan ke Sumur ( bilang mamangnya mau ke labuan, biasanya ntar diturunin dipertengajan terdekat)
  4. Lanjutkan naik ojek ke Tanjung lesungnya ( Pastikan kalian udah booked penginapan agar tidak bingung saat mamangnya nanya)
Informasi rute ini saya adpat dari seorang temen. Untuk tarif belum update, karena saya kesana pun gratisan alias nebeng temen saya. ha ha ha . Ntar saya update kalau udah tau harganya ya.

Saya sudah kemari, Kalian kapan menyusul?
Setidaknya mengunjungi salah satu dari 7 Wonders of Banten ini












Pouch turki, Oleh-oleh turki
Pouch pemberian teman

Pernah nge-posting satu foto yang berasal dari oleh-oleh seorang teman adalah sebuah doa menurut saya. Kenapa begitu ? Ya, menurut saya, ketika sebuah hadiah atau apapun yang sampai ke tangan kita pastinya dibawa dengan niat, dan pastinya adalah kebaikan untuk orang lain yang menerimanya.

Turki adalah awal cerita saya dari sebuah pouch yang saya terima. Saat itu saya menerima nya dari bang dimas yang kelar menjalankan ibadah Umroh+Turki nya. Ujuk-ujuk sampai di Batam dengan tidak kekurangan satu apapun, Akhirnya kita (beberapa member group wa blogger) janjian di salah satu  Coffee shop di Batam yaitu” Habbit Coffee”. Dan taraaaaaaa….disitulah pouch mendarat ditangan saya.


Di hari itu, pouch Turki telah menjadi tempat penyimpanan uang dadakan saya dikala malas membawa tas aka males ribet-ribetan. Kayak beli bakso ke depan komplek rumah, ke ATM ataupun hanya ke toilet di Mall.

                                                                                         ***
Bermula dari iseng-iseng belaka, Awalnya Turki adalah sebuah tujuan awal ketika saya  mendapatkan tiket promo, Ceritanya saya diinfolah dari seorang temen tentang promo tiket pesawat murah, dan iseng jugalah saya nge-share.  Setelah memanas-manasi dosen dan geng nya akhirnya mereka terjerat dalam ekspedisi Turki yang saya bikin.

Apa yang terjadi kadang tidak sesuai harapanmu
Ekspedisi Turki ini awalnya terbentuk dari 2 gadis muda belia, Imut imut atau mungkin amit amit dan 5 orang ibu-ibu arisan yang salah satunya adalah dosen favorit saya. Yang ketika saya skripsi dialah yang selalu peduli mengingatkan, nge chat saya dikala saya mengabaikan nya. Sujud syukur, hehehe
Ketika tiket sudah approved semua, esoknya sebagai kepala tim dari ekspedisi ini saya menerima sebuah email. Email yang tak pernah saya harapkan dan tim kami tentunya. Email berisi tiket CANCELLED dari website online yang kita beli membuat saya frustasi. Kenapa frustasi? Ya karena itu bukanlah yang kami harapkan. Dan lucunya, tiket yang dicancelled hanya tiket geng dosen ini. Jadilah yang tersisa tiketnya hanya saya dan si Eneng. Ha ha ha. Saat itu saya hopeless dengan apa yang terjadi. Wkwkwk

Yapsss..

Tim kita akhirnya hanya bersisa 2 orang, kita menyebutnya sebagai Tim Mini. Ya soalnya kita berdua minimalis alias gak boros #eh. Ekspedisi ini masih 5 bulan lagi, dan tentunya waktu yang lumayan lama menurut saya. Ya saya sempet bilang, “Semoga apapun gak menghalangi langkah kita ya neng”. Saat itu saya dan neng masi berstatus sebagai pekerja dibawah tekanan, dan saat itu kita juga belum tau apakah cuti akan menjawab segala keresahan kita, walaupun tiket sudah ditangan.

Group Mati suri karena hanya berisi saya dan neng.. wkwkwkw

                                                                                     ***
Dua bulan sebelum keberangkatan, saya masi santai, berdoa agar nanti berjalan sesuai harapan, walau saat itu harapan saya hanya  bisa berangkat. Saya selalu menyadari setiap perjalanan yang akan terjadi adalah teman baru dan kisah baru. Jadi saya percaya, apapun pasti baik dan yang terbaik. Kala itu juga saya sudah berada dijawa setelah memutuskan resign dan menikmati hidup yang sementara ini.

Turki,jalan jalan ke Turki
Team Turki, yang satu bagian fotoin

Tepat 6 September 2016, saya membuat group baru lagi dengan nama Team Turki. Dan Grup ini terbentuk karena keisengan saya belaka juga, ceritanya saya mendapat info bahwa ada promo tiket murah ke Turki lagi, seketika saya inget beberapa nama teman traveller saya di kontak list whatsapp saya. Dengan modal pede banget ngechat lah saya “Bang, ke Turki yuk? Murah loh tiketnya” kemudian dibalaslah “Emang berapa?”, kemudian saya meng send foto screen shot harga tiket yang lagi heboh di jagat jalan-jalan, wkwkkw. Saat itu harga sekitar 4 jutaan lebih sedikit Return, lebih murah daripada tiket saya sebelumnya dengan harga 5,5 juta. Dengan sombongnya si kawan saya satu ini ngebales lagi “Aku udah ke Turki tapi, yang lain lah?, dengan santainya saya jawab “Ya situ kan maren cuman bentar, hayuklahh..Kapan lagi ngetrip sama saya mah?, Jarang-jarang saya ngajak loh, dan ini limited. Wkwkkwwk (ini sombong banget saya nya) ha ha ha , biarin. Dan  satu lagi orang yang saya ajak adalah bang Ahmad ,pas saya ngajak dia langsung oke, wkwkwkw (ini salah satu team saya yang kalau di ajak paling cepet oke nya), dan satu lagi bang Yudi, dia bergabung menjelang 1 minggu sebelum keberangkatan. Kenal ? Ya  kagaklah. Ha ha ha

Dan terbentuklah team random yang berasal dari chat absurd.. akhirnya ekspedisi ini terdiri dari 6 orang, terbentuk di 6 September 2016, dengan formasi 2 gadis mini, 2 lelaki songong alias sok sibuk, 1 lelaki yang susah dicari keberadaan nya dan 1 lagi lelaki yang nyasar. ketika tiket sudah ditangan, group masi juga pasif.

Note : Ekspedisi Turki ini terbagi dalam beberapa cerita, karena bakal ada drama, harapan, mimpi, jarak dan estimasi biaya tentunya. Ini tergantung mood menulis saya juga, semoga saya tetap rajin dan memiliki ide.